Mencoba Hal yang "Tidak Mungkin"

Langit emang lagi cerah, tapi gue kok ngerasa ini gelap semua ya? Gue juga ngerasa kayak ada yang ganjel. Kayak kerikil kecil, tapi kalo kerikilnya jadi lebih banyak, gue gak bisa berjalan.

Pengen banget rasanya gue nyebur ke laut, mungkin kehidupan di bawah sana lebih indah. Ngeliat ikan-ikan yang cantik, lucu, imut gemes (deh?), ngeliat ikan badut yang bisa hidup bersama-sama dengan anemon laut meskipun anemon laut beracun, menjadi anak buahnya ikan paus biru, disayang sama hiu biar dia bisa jadi pelindung gue, menghindar dengan menggunakan segumpalan tinta hitam layakya cumi-cumi. Menjadi hewan terpintar selautan seperti lumba-lumba agar gue gak selalu dibodohin dan mencari keberadaan atlantis bersama lumba-lumba tersebut.

Atau, pergi ke hutan dan tinggal di sana bersama burung-burung kecil indah yang berkicau setiap pagi. Mencari ketenangan di sana. Diajak adu lari sama burung unta. Ikut berburu dengan harimau yang gagah berani perkasa dan bijaksana. Menggapai sesuatu yang susah digapai dengan menaiki jerapah. Menari bersama katak-katak di kala hujan. Mengamati setiap detik embun yang mengalir dari dedaunan menuju sungai. Mengarungi jeram yang ganas namun, mengasikan. Mencari keindahan air terjun di ujung sungai hutan yang airnya senantiasa mengalir tanpa berhenti. Menemukan gunung yang lebih tinggi daripada Gunung Himalaya (Peg. Himalaya).

But it all was impossible for me. So, gue hanya menikmati aja semua keindahan hidup dan ketidakindahannya yang telah diberikan. Ngeliat mukanya dia aja udah merupakan suatu keindahan buat gue. Gue kayak ngeliat bunga-bunga yang bermekaran di musim semi; cerah, indah, berwarna, dan mendamaikan.

Comments

Popular posts from this blog

Basah Kuyup di Jumat yang Basah

Kenangan

Jangan Ganggu Banci