Posts

Showing posts from December, 2013

Tak Perlu Hadir Kembali

Perlahan, sosokmu memudar melenyap Cahayamu meredup laksana mentari senja Semakin lama semakin menghitam Dan menghilang ditelan sang malam Tiada lagi kesempurnaan yang tampak Karena bunga sudah tak mekar Serupa dengan hasrat hati ini Ia melayu tak lagi mengharapmu Angin mencekam telah berlalu Namun, muncul kembali sosokmu Di balik kilauan bintang yang berkelip Asa yang pudar telah kembali, namun menusuk di hati Hai sosok cahaya yang paling sempurna Bila kau ingin pergi, pergilah saja Tak perlu kembali dan membuatku berharap Ku tak ingin kembali tenggelam dan terluka (: Puisi dan post terakhir di tahun 2013 sampai bertemu di 2014 :)

Mencolong, Menyolong atau Menolong?

Image
Kalo ngomongin kenakalan, gue juga pernah nakal lho (sebenernya juga sering sih-_-*). Kenakalan gue ini berkaitan dengan pencurian dan bales dendam. Tapi gue baru baca ternyata kenakalan gue itu bisa dikenakan hukuman pidana atas tuduhan pencurian di kalangan pelajar dengan berat hukuman yaitu kurungan setengah hari penjara dan denda seratus ribu dollar zimbabwe. Pada waktu itu gue baru kelas 4 TK (eh, bukan) kelas 4 SD. Waktu kelas 4, setiap hari kalo ke sekolah, gue selalu bawa sepeda walaupun rumah gue gak terlalu jauh sama sekolah, sepedanya juga gak bagus bagus banget. Gak kayak sepeda sepeda jaman sekarang yang bisa dilipet-lipet terus juga muat dimasukkin ke dalem koper (gak juga deh). Kalo ada yang mau liat sepeda gue bentuknya kayak apa dateng aja ke rumah gue, kalo gak mau repot-repot dateng biar gue kasih liat aja deh. Tadaaa ini adalah sepeda gue, yang masih utuh dan tidak terawat. Waktu itu, sepeda gue masih keren, gak sejelek yang di atas itu dan warnanya hi

Bingung Judulnya Apa

Hari ini gue menjalankan aktivitas gue kembali sebagai pelajar yang kerjaannya bukan belajar seperti biasa. Ini adalah hari Selasa, waktunya pake seragam putih biru, seragam khas anak SMP. Dengan langkah yang gagah menggoda layaknya seorang waria (gak gitu juga sih), gue memasuki ruang kelas yang agak kumuh, kotor, dekil, kumel, kucel. Kelas gue adalah kelas tersuram seSMP gue (SMP 80). Hal itu udah keliatan dari berbagai bangku dan meja siswa gak ada yang bener. Ada yang bangku kakinya cuma tiga dan kaki yang satunya lagi dibuat mainan (hadeh), ada bangku yang gak ada senderannya, mejanya coret-coretan semua (coretan gambar barangnya para lelaki), anak-anaknya hampir semuanya jorok (main upil, ingus, bersin&batuk dibesarin suaranya, lempar-lemparan suatu makanan yang lengket dan bau amis *cilor*). Dengan segala kekurangannya, bagi gue kelas ini adalah kelas yang terbaik (terserah lo pada mau bilang apa). Balik ke cerita, pelajaran pertama di hari ini adalah pelajaran wali kelas

Belum Ada Judul - Iwan Fals

Pernah kita sama sama susah Terperangkap di dingin malam Terjerumus dalam lubang jalanan Digilas kaki sang waktu yang sombong Terjerat mimpi yang indah Lelap Pernah kita sama sama rasakan Panasnya mentari hanguskan hati Sampai saat kita nyaris tak percaya Bahwa roda nasib memang berputar Sahabat masih ingatkah kau.... Sementara hari terus berganti Engkau pergi dengan dendam membara Di hati... Cukup lama aku jalan sendiri Tanpa teman yang sanggup mengerti Hingga saat kita jumpa hari ini Tajamnya matamu tikam jiwaku Kau tampar bangkitkan aku Sobat... Sementara hari terus berganti Engkau pergi dengan dendam membara Di hati... Videonya gak bisa klik di sini aja

Tugas Cerpen Bahasa Indonesia

 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Dua tahun yang lalu, di sekitar sebuah tempat wisata di Bogor, di bawah sebuah atap saung kecil sesak karena dipenuhi oleh teman-teman sejawatku yang sedang bersamaku menanti sebuah keputusan yang akan menentukan nasib kami kedepannya dengan penuh kebimbangan. Antara kami akan lulus dari sekolah tingkat dasar atau kami akan menetap di sana hingga menunggu satu tahun lagi agar kami dapat mengangkat kaki dari sekolah dasar. Meskipun kami sangat mengharapkan sebuah kelulusan agar dapat melanjutkan ke sekolah dengan tingkatan yang lebih tinggi lalu kami akan berpisah, tetap saja kami ingin selalu bersama-sama, tidak ingin berpisah, dapat berbagi kisah, berbagi gurauan dan keceriaan. Namun, sekolah lanjutan kami bisa jadi tidak akan sama. Mungkin hanya dalam pertemuan di jalan atau pertemuan berencana di saat dewasa nanti, kami akan bisa kembali melakukan hal-hal itu semua. Namun sekarang, belum tepat waktunya memikirkan kembali masa yang telah lalu. Aku