Posts

Showing posts from 2013

Tak Perlu Hadir Kembali

Perlahan, sosokmu memudar melenyap Cahayamu meredup laksana mentari senja Semakin lama semakin menghitam Dan menghilang ditelan sang malam Tiada lagi kesempurnaan yang tampak Karena bunga sudah tak mekar Serupa dengan hasrat hati ini Ia melayu tak lagi mengharapmu Angin mencekam telah berlalu Namun, muncul kembali sosokmu Di balik kilauan bintang yang berkelip Asa yang pudar telah kembali, namun menusuk di hati Hai sosok cahaya yang paling sempurna Bila kau ingin pergi, pergilah saja Tak perlu kembali dan membuatku berharap Ku tak ingin kembali tenggelam dan terluka (: Puisi dan post terakhir di tahun 2013 sampai bertemu di 2014 :)

Mencolong, Menyolong atau Menolong?

Image
Kalo ngomongin kenakalan, gue juga pernah nakal lho (sebenernya juga sering sih-_-*). Kenakalan gue ini berkaitan dengan pencurian dan bales dendam. Tapi gue baru baca ternyata kenakalan gue itu bisa dikenakan hukuman pidana atas tuduhan pencurian di kalangan pelajar dengan berat hukuman yaitu kurungan setengah hari penjara dan denda seratus ribu dollar zimbabwe. Pada waktu itu gue baru kelas 4 TK (eh, bukan) kelas 4 SD. Waktu kelas 4, setiap hari kalo ke sekolah, gue selalu bawa sepeda walaupun rumah gue gak terlalu jauh sama sekolah, sepedanya juga gak bagus bagus banget. Gak kayak sepeda sepeda jaman sekarang yang bisa dilipet-lipet terus juga muat dimasukkin ke dalem koper (gak juga deh). Kalo ada yang mau liat sepeda gue bentuknya kayak apa dateng aja ke rumah gue, kalo gak mau repot-repot dateng biar gue kasih liat aja deh. Tadaaa ini adalah sepeda gue, yang masih utuh dan tidak terawat. Waktu itu, sepeda gue masih keren, gak sejelek yang di atas itu dan warnanya hi

Bingung Judulnya Apa

Hari ini gue menjalankan aktivitas gue kembali sebagai pelajar yang kerjaannya bukan belajar seperti biasa. Ini adalah hari Selasa, waktunya pake seragam putih biru, seragam khas anak SMP. Dengan langkah yang gagah menggoda layaknya seorang waria (gak gitu juga sih), gue memasuki ruang kelas yang agak kumuh, kotor, dekil, kumel, kucel. Kelas gue adalah kelas tersuram seSMP gue (SMP 80). Hal itu udah keliatan dari berbagai bangku dan meja siswa gak ada yang bener. Ada yang bangku kakinya cuma tiga dan kaki yang satunya lagi dibuat mainan (hadeh), ada bangku yang gak ada senderannya, mejanya coret-coretan semua (coretan gambar barangnya para lelaki), anak-anaknya hampir semuanya jorok (main upil, ingus, bersin&batuk dibesarin suaranya, lempar-lemparan suatu makanan yang lengket dan bau amis *cilor*). Dengan segala kekurangannya, bagi gue kelas ini adalah kelas yang terbaik (terserah lo pada mau bilang apa). Balik ke cerita, pelajaran pertama di hari ini adalah pelajaran wali kelas

Belum Ada Judul - Iwan Fals

Pernah kita sama sama susah Terperangkap di dingin malam Terjerumus dalam lubang jalanan Digilas kaki sang waktu yang sombong Terjerat mimpi yang indah Lelap Pernah kita sama sama rasakan Panasnya mentari hanguskan hati Sampai saat kita nyaris tak percaya Bahwa roda nasib memang berputar Sahabat masih ingatkah kau.... Sementara hari terus berganti Engkau pergi dengan dendam membara Di hati... Cukup lama aku jalan sendiri Tanpa teman yang sanggup mengerti Hingga saat kita jumpa hari ini Tajamnya matamu tikam jiwaku Kau tampar bangkitkan aku Sobat... Sementara hari terus berganti Engkau pergi dengan dendam membara Di hati... Videonya gak bisa klik di sini aja

Tugas Cerpen Bahasa Indonesia

 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Dua tahun yang lalu, di sekitar sebuah tempat wisata di Bogor, di bawah sebuah atap saung kecil sesak karena dipenuhi oleh teman-teman sejawatku yang sedang bersamaku menanti sebuah keputusan yang akan menentukan nasib kami kedepannya dengan penuh kebimbangan. Antara kami akan lulus dari sekolah tingkat dasar atau kami akan menetap di sana hingga menunggu satu tahun lagi agar kami dapat mengangkat kaki dari sekolah dasar. Meskipun kami sangat mengharapkan sebuah kelulusan agar dapat melanjutkan ke sekolah dengan tingkatan yang lebih tinggi lalu kami akan berpisah, tetap saja kami ingin selalu bersama-sama, tidak ingin berpisah, dapat berbagi kisah, berbagi gurauan dan keceriaan. Namun, sekolah lanjutan kami bisa jadi tidak akan sama. Mungkin hanya dalam pertemuan di jalan atau pertemuan berencana di saat dewasa nanti, kami akan bisa kembali melakukan hal-hal itu semua. Namun sekarang, belum tepat waktunya memikirkan kembali masa yang telah lalu. Aku

Pedih

Engkau yang sedang patah hati Menangislah dan jangan ragu ungkapkan Betapa pedih hati yang tersakiti Racun yang membunuhmu secara perlahan Engkau yang saat ini pilu Betapa menanggung beban kepedihan Tumpahkan sakit itu dalam tangismu Yang menusuk relung hati yang paling dalam Hanya diri sendiri yang tak mungkin orang lain akan mengerti Di sini kutemani kau dalam tangismu Bila air mata dapat cairkan hati Kan kucabut duri pedih dalam hatimu Agar kulihat senyum di tidurmu malam nanti Anggaplah semua ini Satu langkah dewasakan diri Dan tak terpungkiri juga bagi Engkau yang hatinya teluka Dipeluk nestapa tersapu derita Seiring saat keringnya air mata Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya Hanya diri sendiri yang tak mungkin orang lain akan mengerti Di sini kutemani kau dalam tangismu Bila air mata dapat cairkan hati Kan kucabut duri pedih dalam hatimu Agar kulihat senyum di tidurmu malam nanti Anggaplah semua ini Satu langkah dewasa

BINTANG TAK DATANG

CAKRAWALA MENJINGGA CERAH MENTARI SEMBUNYI DI UFUK BARAT CAMAR-CAMAR TERBANG MERUMAH SIANG MELUNTUR SECEPAT KILAT MALAM HITAM KEMBALI DATANG MENGHAMPIRI TAK MEMBAWA BINTANG REMBULAN BULAT NAMUN TAK MATANG DI SINIKU MENANTINYA BIMBANG MALAM TERLANJUR GELAP SUNYI PUN TURUT MELALAP IA TERDIAM MENETAP TAK DAPAT KU TERLELAP MALAM SERASA SEPANJANG JALAN JALANKU MENUJU KEDAMAIAN MENGHINDARI SEMUA KENYATAAN JAUH TERBANG MELAYANG                 HILANG

Mencoba Hal yang "Tidak Mungkin"

Langit emang lagi cerah, tapi gue kok ngerasa ini gelap semua ya? Gue juga ngerasa kayak ada yang ganjel. Kayak kerikil kecil, tapi kalo kerikilnya jadi lebih banyak, gue gak bisa berjalan. Pengen banget rasanya gue nyebur ke laut, mungkin kehidupan di bawah sana lebih indah. Ngeliat ikan-ikan yang cantik, lucu, imut gemes (deh?), ngeliat ikan badut yang bisa hidup bersama-sama dengan anemon laut meskipun anemon laut beracun, menjadi anak buahnya ikan paus biru, disayang sama hiu biar dia bisa jadi pelindung gue, menghindar dengan menggunakan segumpalan tinta hitam layakya cumi-cumi. Menjadi hewan terpintar selautan seperti lumba-lumba agar gue gak selalu dibodohin dan mencari keberadaan atlantis bersama lumba-lumba tersebut. Atau, pergi ke hutan dan tinggal di sana bersama burung-burung kecil indah yang berkicau setiap pagi. Mencari ketenangan di sana. Diajak adu lari sama burung unta. Ikut berburu dengan harimau yang gagah berani perkasa dan bijaksana. Menggapai sesuatu yang sus

Samar

Melayap wajah sekilas Meraut suka seuntai Tiada kata terbalas ucap Terbalas sapa dan tanya       berpaling perasa   berbalik kemurahan   durjana temaram malam   hati terkelabui Usap . . .   usaplah . . .   sayang . . .   sayangku . . . Jangan melayan , melawat   mayat . . . Karya : Ibuku Bekasi, 1988

Embun yang Hilang

Jauh sudah ku lepas Pandangku, menyeluruh zaman Saat surga hati nurani terlelap Butir telah hilang Dalam tetes daunnya Jangan terlelap ! Terjagalah ! Bangunlah ! Senantiasa Surga Mu turun Hilang hanya setitik Sekendi harapan masih menumpuk Berserak ... tak terarah                  tunjuk !                  tunjuklah !                      dia Karya : Ibuku Bekasi, 1988

Tak Kan Kudapat

Image
Bagai bumi dan langit Perbedaan di antara kita Bagai kau di seberang samudra Memberi jarak antara kita Tanah meretak, guntur menggelegar Kau tampak tak merasa *** Jarak semakin jauh Ku berusaha mendekat Tak berdaya ku tak bisa *** Ku menyadari keelokkanmu Membuat setiap mata terpana Sedang, ku hilang ditelan gelombang Tenggelam dalam keheningan malam *** Sungguh, bukan hanya diriku yang mengagumimu Burung-burung pun tampak terpaku Menatap indahnya parasmu Langit pun seakan ingin memelukmu Ingin merasakan kehangatanmu Namun, Kembali ku sadar Kau hanyalah mimpi indahku Yang terpisah ruang dan waktu Takkan dapat ku menggapaimu Walau atas izin sang waktu (November 2013)

Angan-Angan Palsu

Image
Pandanganku buram kelam Tiada bayangan yang tertangkap Hidupku teramat sunyi Mentari menghindar pergi Rembulan dahulu terang Kini samar terpandang Jalanku tak berarah Tak mengerti kemana kan pergi Kini, seberkas cahaya datang Bayanganmu jelas tampak Sesosok tubuh yang anggun dan mempesona Hadir menghampiri hidupku Sinarmu menggantikan cerahnya mentari Mentari pergi seakan ku tak peduli Jika dirimu telah hadir di sini Setiakah kau selalu menemani? Tampaknya kau hanya angin berlalu Untuk berhembus hanya sekejap Hatimu seperti telah membeku Mengacuhkan beningnya hatiku Jika kau hendak berlalu Pergilah ! Tinggalkanku di sini sendiri Biar angin sesungguhnya yang menemani Meskipun ia juga kan berhembus pergi

For You

You'll never know that I love you. I've loved you since I knew you a year ago. But, I never tell you if I really love you. Suppose the leaves, the flowers, or the birds can hear whisper of my heart, I will talk to them about my heart. But, they can't, so, I just hide away my feeling. I only can spill my feeling through this blog. Actually, I don't make this blog only for myself, It's for general. But, no problems, I want to people know how I love you. I only think about you here, but I don't know there who you think. If you have a boyfriend, end your relationship with him and say that you love me. Don't forget, to love you, I only need a short time but to forget you, I need a really long time. Your face, your eyes, your smile, and your teeth always make me miss you. For treat that miss, I only can save your photos and always see it everytime I miss you. I still remember the first time I met you. You called me when I will go to my class at s

Puisi Karya Chairil Anwar

Image
Gue pikir Chairil Anwar adalah seorang penulis puisi yang paling gue kagumi. Banyak sekali karya-karya dia yang gue suka. Di bawah ini adalah puisi kesukaan gue karya Chairil Anwar dan ini adalah hanya sebagian dari banyak karyanya.  Aku (Karya : Chairil Anwar) Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi (Maret 1943) DIPONEGORO (Karya : Chairil Anwar) Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. M

Basah Kuyup di Jumat yang Basah

Image
Hujan lagi hujan lagi. Apakah langit pun bersedih? Seperti sedihnya hati gue? Dengan buruknya nasib gue? Lapernya perut gue? Ah, ya sudahlah. Ada yang mau tau kenapa gue bersedih? Ya, benar. Gue kehujanan. Apalagi yang menyebabkan gue basah selain air hujan. Keluar dari sekolah memang langit sudah mendung, malahan udah gerimis. Tapi gue gak menghiraukan itu. Gue keluar dari sekolah seperti biasa. Gue nyariin temen gue yang biasa pulang bareng sama gue. Namanya Entong. Entong memang teman seperjuangan gue dari pertama kali masuk SMP. Rumah gue gak terlalu jauh sama rumah Entong, dan juga searah kalo pulang, makanya itu gue pulang bareng terus sama dia. Karena hari ini hari Jumat, gue nanya ke Entong apakah dia mau sholat Jumat hari ini. Tapi dia masih belum bisa memutuskan. Ya udah, gue terdiam aja di sudut sebuah mobil angkutan penumpang (yang pasti bukan barang). Gue mau memikirkan seseorang, tapi gue bingung entah siapa yang harus gue pikirkan. Masa, gue mikirin si