Kena Deh

Selasa, 29 Oktober 2013

Sekarang musim hujan, setiap hari mendung, hati gue juga lagi mendung *ceilah*. Bedanya sehabis mendung, di hati gue itu gak muncul pelangi, huhu -_-

Ah, lupakanlah. Sekarang gue mau cerita tentang kejadian kemarin yang membuat hati gue nambah mendung, yah inget lagi.

Alkisah, gue berangkat ke sekolah dan menjalani sekolah seperti biasa. Karena kemarin itu hari Senin, paginya ada upacara bendera. Yang membuat spesial hari senin kemarin adalah bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda (Soempah Pemoeda : ejaan jaman dulu). Namun, karena hari itu, sang pembina upacara beramanat atau yang lebih tepatnya sih berceramah lebih panjang dari pada hari Senin-Senin biasanya

Sang pembina upacara bercerita dengan panjang lebar tentang sejarah sumpah pemuda tapi yang gue sayangin adalah dia ceritanya gak jelas. Udah ceritanya gak seru, dia kaya cerita sama temen sebayanya dengan bahasa-bahasa yang baku dan jarang dimengerti oleh para siswa yang otaknya yaa.. begitulah. 45 menit upacara berlangsung, lebih lama 15 menit dari upacara biasa. Siswa yang haus langsung pergi ke kantin dan yang belum ngerjain PR buru-buru ke kelas. Ya begitulah anak-anak jaman sekarang kerjaannya.

Kita langsung loncat ke cerita gue dan kawan-kawan ketahuan sama guru menonton sesuatu.

Pada saat itu adalah pelajaran PLKJ (Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta) dan yang terjadi saat itu adalah gurunya gak masuk karena alasan..... *haha gak tau gue*. Biasalah anak sekolah jaman sekarang hal apa yang dilakukan kalo gurunya gak ada. Kalo di kelas gue, ada yang bercanda, ada yang mainin hape, ada yang dengerin musik pake earphone--ada yang gak pake, ada yang plongo-plongo doang, ada yang pecicilan, ada yang ngeledekin cewek yang gue suka *menahan marah*, dan yang paling parah adalah ada yang bakar-bakarin buku temen, buku gue juga dibakar ANJRIT. Tapi di balik kekacauan itu semua, masih ada juga yang mau ngerjain tugas yang dikasih sama guru yang gak masuk dan salah satu yang ngerjain adalah gue hehe... iya dong, anak rajin. Oh iya, ada satu lagi permainan yang biasa dimainin waktu gak ada guru yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah KUTEM (Kuda Tem... apalah gitu) tapi waktu pelajaran PLKJ itu gak dimainin.

Pada awalnya emang gue ngerjain tugas, tapi lama kelamaan gue mulai bosen, karena catetannya banyak bener. Akhirnya, gue pindah duduk ke belakang, dan ikut bercanda *jangan ditiru ya*. Hahaha, ketawa-tawa aja terus, main kata-kataan, wuih udah parah deh.

Dan sampai akhirnya semua terdiam di saat salah satu temen gue julukannya Babi, membuka hapenya untuk bersama-sama menonton suatu video. Weis, jangan ngeres dulu, kita gak nonton video jorok kok walaupun di hape si Babi ada video joroknya. Tapi kita nonton video-video epen kah cupen toh ini nih. Yang nonton pada ketawa, tapi gue ketawa dengan terpaksa. Ada temen gue yang nahan ketawa, tanpa disadari dia udah cepirit dan langsung buru-buru pergi ke toilet, hahaha, parah bener.

Belum lama kita nonton video itu , temen gue ada yang lari ketakutan dari luar ke dalam kelas, dan semuanya langsung bertanya sama dia "woy, ada siapa?" Ternyata ada guru killer yang mau dateng ke kelas kita. Belum selesai anak-anak pada kocar-kacir lari ke tempat duduknya, sang guru killer sudah ada di depan pintu kelas dan langsung bertanya kepada si Babi dengan nada tinggi, "KAMU NONTON FILM PORNO YA? IYA TIDAK?" "eng-enggak, enggak bu!" Jawab si Babi. "Bohong!! Pasti kamu nonton film jorok!" "enggak bu!" Lalu si Babi menunjukkan hapenya dan dia disuruh menyerahkan hapenya kepada guru killer itu. Tapi, si Babi menolaknya dan mengantongi kembali hapenya. Guru killer itu membentak lagi agar hapenya diserahkan dan akhirnya si Babi menyerahkan hapenya serta merelakan kepergian hapenya (lebay banget). Beruntung sang guru killer tidak membuka-buka hapenya dan yak, hapenya disita.

Guru killer itu lalu bertanya lagi "siapa tadi yang ikut menonton di belakang sana?" Sambil dia menunjuk tempat kita menonton video tadi. Ada sekitar 7 orang yang tadi menonton angkat tangan termasuk gue. Yang mengangkat tangan disuruh berdiri di depan kelas. Temen-temen yang duduk/tidak mengangkat tangan kembali mengerjakan tugas PLKJ yang diberikan tadi. Tapi, ada juga yang cengengesan seneng, ketawa-ketawa kecil. Eh, ini ada lagi yang kentut.(hehe gak ada deh.)

"Sebenarnya tadi kalian menonton apa?" tanya guru killer. Si Babi sebagai perwakilan menjelaskan kepada guru itu "sebenernya kita tadi menonton video epen kah cupen toh bu" "iya bu, video lucu gitu yang orang-orangnya Papua semua" tambah yang lain. "Mengapa kalian bukannya mengerjakan tugas yang diberikan?" Semuanya terdiam tanpa sepatah kata. Gue mau patahin sepatah kata tapi gue gak bisa patahin tuh kata yang patah, ya sudah gue diem juga.

"Inilah anak-anak sekalian, perilaku yang tidak patut dicontoh oleh kalian. Bagaimana kita bisa jadi SMP terbaik di DKI kalau siswa-siswanya seperti ini semua. Dan.........." "uhuk uhuk ehem emm..." Gue batuk. Guru killer tidak melanjutkan omongannya dan dia langsung melirik ke arah gue "kenapa kamu batuk-batuk begitu? Kamu meledek saya? Kamu tidak senang sama saya? Atau bagaimana?" "saya tidak meledek bu" "BOHONG!! Kamu meledek saya!"

Akhirnya gue disuruh mengadu kepada guru piket di bawah tentang perkara gue itu. Gue mendapat hasil bahwa gue disuruh mengatakan kepada guru killer itu : ya sudah kamu sudah saya nasihati. Gue sampaikan omongan itu kepada guru killer dan ternyata guru killer itu menganggap guru piket itu salah. Kata guru killer seharusnya guru piket di bawah menyuruh gue meminta maaf kepada guru killer (pengen banget dimintain maaf). Gue salah lagi -_-"

Belum selesai masalahnya, semua anak yang menonton tadi digiring (kayak kambing) ke ruang BP, kalau itu pengadilan ya sama aja kayak diadili. Tapi, yang didapat adalah nasihat.

Si Babi ditanyain lagi "benar nak, kamu tidak menonton video porno?" "iya bu, benar saya tidak menontonnya" dia menjawab dengan tegas *asik dah Babi* "coba kamu perlihatkan isi hape kamu, atau hapenya ibu sita dan suruh orang tua kamu mengambilnya?" "baik bu, saya perlihatkan saja." Dengan rasa ketakutan dia mengambil hapenya dan membuka gallery hape dia, dan sekarang gue tau kenapa dia ketakutan pas ditanyain bahwa dia menonton video porno atau tidak. Ternyata di gallerynya ada tuh video joroknya satu. Langsung deh dia hapus tuh video agar tidak ketahuan. Gue berbisik ke dia "parah lu Bi."

"Ya sudah, di hape kamu tidak ada videonya. Dan kamu............" dia berceramah panjang lebar. "Apa yang sekarang seharusnya kalian kerjakan? Yak dimulai dari kamu yang paling kiri, apa jawabanmu?" "seharusnya saya belajar dengan rajin bu?" semuanya ditanya dan jawabannya sama semua, cuma gue yang beda. Dengan percaya diri gue jawab "saya seharusnya meminta maaf sama ibu dan saya mengakui semua kesalahan saya dan juga saya ingin kembali ke kelas untuk belajar lagi" *ngerasa paling bijak* "oke siapa nama kamu? Oh, Ilhamsyah kamu sudah saya maafkan, juga semua kesalahanmu."

Semua masalah hampir selesai dan semuanya mengakui kesalahan mereka. "Ya sudah sekarang kalian kembali ke kelas dan berjanji kalian tidak akan mengulanginya lagi juga belajar dengan rajin ya" semua serentak menjawab "baik, bu."

Kita semua kembali ke kelas dengan hati yang senang, dan merasa lega. Tentunya kita tidak akan mengulangi kesalahan kita lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Basah Kuyup di Jumat yang Basah

Kenangan

Jangan Ganggu Banci