"Tiba-tiba gue benci hari libur". Ya, itu sepenggal kata dari salah seorang temen gue yang kemudian gue jadiin judul postingan kali ini (dasar coppas-_-). Gue emang setuju banget dengan kata-kata itu, karena emang liburan sehabis ujian nasional kali ini panjaaaaaang (kurang banyak 'a' nya) dan ngebosenin banget. Gue punya beberapa problem atau masalah yang terjadi pada gue di liburan yang ngebosenin dan menyiksa (lebay) kali ini.
Sepatah kata tak dapat terlontar Hanya dapat terukir di atas secarik kertas Mulut yang tak dapat menarikan sebuah pengakuan Bahwa diriku tak ingin jauh darinya Namun, raga tak pernah mendekat Bagai dua kutub yang serupa Ku tak memiliki apa-apa Kecuali segenggam cinta Yang tak pernah mengalir kepadanya Yang tak pernah ia rasakan Yang mungkin tak kan pernah hilang meskipun tergerus gelombang Dan mungkin hanya akan musnah Bersama dengan jasad di akhir hayat (Ilhamsyah)
Kejaran ombak bergemuruh membentur karang Bersapa camar di cakrawala Mentari menjingga rendah di ufuk barat Senja menyapa hari berganti Nyiur hijau melambai dihembus angin Bulir-bulir pasir putih bermandi air laut Hewan malan tak jemu menanti malam Nelayan melaut jauh dari batas pantai Langit berbintang menggantikan senja Sang surya menghilang membawa cahyanya Elok purnama menatap laut, bermandi cahaya Memudarkan cemas yang sempat melanda Alunan melodi nan merdu Bak dongeng pengiring mimpi Larutkan malam ditelan waktu Tenangkan sukma serta hati Kini ku terpaku menatap indah pantaiku Langit berpad...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletegak jadi fah
ReplyDelete