Menerjang Kegelapan

Terbangun gue dari tidur gue yang nyenyak di pagi buta nan sunyi. Gak berselang lama, terdengar suara alarm berbunyi titititit..titititit...titititit. Lebih dulu gue bangunnya daripada suara alarm. Gue nengok ke jam dinding yang bulat di dalam kamar gue, di sana tercantum bahwa sekarang adalah pukul 4.10. Seperti hari-hari biasanya, gue berusaha memelekkan mata terlebih dulu dan bergegas pergi ke kamar mandi sebelum dipakai oleh bokap gue karena kalau kamar mandi udah dipakai sama bokap gue otomatis gue bakal lama nungguin dia selesai mandi. Mandinya sih gak lama, yang buat lama adalah bokernya. Salah satu jalan keluarnya adalah gue mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar gue.


Selesai gue mandi, badan terasa amat segar walaupun agak dingin. Memang bener kata nyokap gue 'mandi pagi memang menyegarkan'. Apalagi mandinya habis bangun tidur, sungguh segar.

Jam 4.45, sarapan sudah selesai dibuat oleh nyokap gue. Dia membuat nasi goreng spesial dan pedes banget. Nikmat sekali rasa nasi goreng buatan nyokap gue, gak ada yang bisa nandingin kelezatannya.

Selesai makan gue membereskan segala peralatan yang akan dibawa ke sekolah. Dan gue merasa perut gue ditonjok-tonjok, enggak taunya gue kebelet boker. Bergegas gue pergi ke toilet, membuka celana dan nongkrong dengan manis di atas wc.

Prepet prepet preett. Udah hampir 15 menit nogkrong di wc belum keluar juga. Dari tadi cuma kentut doang hehe. Daripada gue telat ke sekolah, mendingan gue udahan dengan masih menyisakan sesuatu yang mengganjal di dalam perut.

Jam setengah enam gue berangkat dan sekitar 45 menit kemudian gue sampai di sekolah. Jam pelajaran pertama lima belas menit lagi dimulai. Gawat. Gue belum ngerjain pr matematika, dan itu pelajaran pertama. Gue nyari temen buat dicontekin. Jangan ditiru. Akhrinya gue selesai tepat pada waktunya. Bel jam pelajaran pertama udah berbunyi.

Sekitar jam delapan, pelajaran matematika udah selesai. Pelajaran berganti, guru pun berganti, yaitu pelajaran TIK. Setengah jam pelajaran berlangsung, gue mulai ngerasa ada yang gak beres dengan perut gue. Perut gue panas dan terasa ada sesuatu yang ingin keluar dari bawah (baca : pantat).

Setengah jam kemudian bel berbunyi lagi, pelajaran berganti lagi dan juga gue berhasil menahan boker selama setengah jam. Makin lama gue bertahan, makin ingin keluar, juga makin banyak keringat dingin yang meluncur dari cambang menuju dagu.

Akhirnya gue nyerah, gue pengen mengeluarkannya sekarang juga. Gue izin ke toilet dengan guru seni budaya gue. Gue gak mau lari. Takut jatuh duluan di tengah jalan.

Dengan keringat dingin yang bercucuran, gue memasuki ruangan yang sangat gelap dan sempit serta sangat bau yang disebut dengan toilet pria. Ada rasa enggan untuk gue memasukinya. Tapi, gue bingung mau dimana lagi gue ngeluarinnya. Dengan keinginan yang kuat dan keberanian yang lebih gue memasuki tempat yang amat gelap itu.

Dengan segera gue membuka sepatu. Lalu membuka celana dengan kaki yang sudah mulai bergemetar. Dan kembali menongkrong manis gue di atas wc di bawah kegelapan yang disebut toilet pria.

Puncak mules hanya terjadi di bagian pertama. Tapi, di bagian selanjutnya gue hanya membisu tanpa sepatah kata. *ya iyalah, masa boker ngomong*

Gue ngeliat jam tangan yang gue pakai menunjukkan sepuluh menit lagi bel istirahat. Gue harus menyelesaikan boker gue saat itu juga. Dan gue merasa perut gue belum terlalu lega. Rupanya ini gara-gara nasi goreng nyokap gue

Sebelum keluar dari kegelapan, tidak lupa gue cebok dan memakai kembali celana gue karena gue gak mau dikatain BCL (belom cebok, lari). Tapi gue menerapkan prinsip CBL (cebok, baru lari).

Kembalinya gue ke kelas, disambut heran dari guru gue dan temen-temen gue. Mereka serempak bertanya keheranan "Ilham, kok lama banget?". Spontan gue menjawab tanpa malu dan tanpa ragu "ABIS BOKER GUA, ANJRIT!". Ada temen gue yang mau nge-ceng-in gue, ada juga yang belain gue. Mungkin karena dia kasian sama gue. Huh!

Masa kegelapan udah lewat, sekarang waktunya istirahat. Gue bersegera pergi ke kantin dan membeli makanan yang disebut milor (mi telor yang digoreng jadi satu). Tidak lupa gue menambahkan saus sambal di atasnya tapi gak terlalu banyak. Dan minumnya ditemani segelas Mounttea (teh gunung) haha.

Rupanya saus yang hanya sedikit tadi itu menyebabkan masalah lagi pada perut gue di jam pelajaran terakhir yang 30 menit lagi pulang. Akhirnya kejadian sebelum istirahat tadi terulang lagi. Penderitaan gue berakhir lagi dengan nongkrong di atas wc di dalam gelapnya toilet.

Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi pada hari ini. Pada hari Jumat sebelumnya pun gue merasakan kegelapan toilet sekolah gue. Bukan cuma dua hari itu, namun esok Rabu nya gue mengulangi kejadian itu. Parah banget. Sungguh malang nasibmu nak.

Untuk mencegah kejadian ini terulang lagi, gue mengatakan kepada nyokap gue kalo masak buat sarapan gue jangan yang pedes-pedes. Juga gue gak mau istirahat makan lagi, tapi gue ngerasa laper, lebih baik gue istirahat.

Dan perlu diingat, sarapan itu sangatlah penting, untuk energi kita melakukan segala aktivitas yang akan dilakukan. Tapi, kalau perutnya udah gak muat, jangan dipaksain. Juga jangan sarapan dengan makanan yang terlalu pedas jika tidak ingin kejadian seperti gue terjadi.
http://images3.wikia.nocookie.net/__cb20110119091502/godzilla/images/c/c4/I_am_cool!.gif

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Basah Kuyup di Jumat yang Basah

Kenangan

Jangan Ganggu Banci